Jujur saja, menghabiskan uang itu sangat gampang. Hasil kerja keras selama sebulan bekerja, bisa saja habis dalam sekejap. Sadar nggak sih kalau uang yang kamu habiskan itu belum tentu dipakai sesuai kebutuhan, melainkan karena keinginan semata? Memang butuh atau hanya karena keinginan semata membeli sesuatu?
Padahal hakikatnya, manusia nggak membutuhkan banyak hal dalam hidup. Lihat saja bagaimana ilmu dasar kebutuhan manusia hanya dibagi dalam 3 hal: papan, sandang, pangan. Ketika seseorang memiliki tempat tinggal untuk tempat bernaung, pakaian layak untuk melindungi tubuh, dan makanan untuk bertahan hidup, bisa dibilang hidupnya nggak kekurangan. Dengan menganut paham ini, seseorang tentu nggak akan kekurangan uang, apalagi sampai terlilit utang. Sayang, nggak semudah itu jujur pada diri sendiri soal yang diinginkan itu karena butuh atau ingin. Lalu bagaimana cara membedakannya?
Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan
Bukan hanya soal makan, prinsip ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. Kalau bidang otomotif, fashion, atau gaya hidup yang sering “menyedot” gaji bulananmu, coba sadarkan diri sendiri dengan mengajukan pertanyaan dasar ini, “Apa aku hidup untuk beli baju baru? Atau baju diperlukan untuk hidup? Apa aku hidup untuk bersenang-senang?
Atau bersenang-senang sesekali saja agar aku merasa hidup?” Dengan pertanyaan sesimpel itu, niscaya kamu akan berpikir ulang dan lebih bijak menggunakan uang.
I will not die without it
Dengan kata lain, “Aku nggak akan mati jika hal itu nggak ada.”Mungkinkah seseorang bisa bertahan hidup jika nggak memiliki tempat tinggal, pakaian layak, atau makanan yang cukup? Jawabannya tentu saja nggak. Lalu, bisakah kamu hidup jika beli baju baru cukup sebulan sekali, nonton bioskop nggak harus tiap weekend, atau beli aksesori mobil hanya jika ada uang lebih? Nggak harus kamu jawab dengan lantang, tapi MAMI yakin kamu akan menjawabnya, “Iya,aku masih bisa hidup tanpa itu.” Nah, dengan filter semacam itu, tentu uangmu bisa teralokasi dengan baik, misalnya disisihkan lebih banyak untuk investasi dana pensiun.
Gimana, berani menantang diri sendiri untuk berubah dengan bertanya, “Apakah aku butuh atau hanya ingin?” Jangan sungkan menambahkan cara lain yang menurutmu lebih efektif, ya! Untuk membaca artikel menarik lainnya, kalian bisa mengunjungi link berikut ini ya.
Sanggahan:
Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).