Pengen Irit? Nggak Bakal Sukses Kalau Belum Jalanin Jurus Irit #1: Berani Malu

August 12, 2022
irit

Niat kurangin jajan? Janji nggak sering-sering nyamperin sale? Kurangin nonton, ngafe, ngemall, gadget, atau traveling? Berkomitmen mau nabung demi masa depan nan gilang gemilang? Halah, nggak usah jauh-jauh dulu. Udah mampu belum kamu mengalahkan tantangan keuangan ranking satu ini?  Jurus irit harus segera dikeluarkan!.

Berani malu (Lagi irit nih) 

Iya, kamu boleh punya mimpi selangit dan niat segunung. Tapi kalau belum berani malu, dijamin mimpimu itu nggak akan terwujud. Berani malu artinya melepaskan diri dari budaya mainstream, efek samping menjadi mahluk sosial: musti ikut ini dan itu.

Manusia sejatinya adalah mahluk sosial. Katanya sih, artinya mahluk yang tak bisa hidup tanpa teman-temannya. Padahal, kadang justru karena teman-temannya inilah, si manusia tadi jadi tak bisa hidup dengan benar. Coba bayangkan, kalau si Melati yang duitnya pas-pasan maksa berteman dengan si Rose dan si Tulip yang punya bujet jajan jauh di atas rata-rata. Dalam pertemanan, angka kehadiran jelas diperhitungkan. Jika si Melati jarang ikutan fine dining atau nyalon bareng, goyahlah posisinya di klub rumpi itu. Tantangan bagi si Melati adalah: berani malu. Beranikah dia berkata “Sorry Ladies, gue nggak punya duit. Dine & wine nggak termasuk dalam bujet gue”. Irit adalah kata kuncinya, kalian harus mengingat itu ketika dihadapkan hal-hal seperti fine dining atau ke salon bareng. 

Buang yang ini, menangkan yang itu 

Pertanyaannya, relakah membuang status kita sebagai si keren abis, si tajir gila, si paling gaya, si tukang gaul, si mister serba tau, si paling update, demi sesuatu yang baru bisa kita nikmati nanti-nanti? Maukah kita menurunkan level kita di mata orang lain, supaya hidup kita esok hari lebih terjamin?

Seseorang pernah mengatakan, “Kita banyak membuang uang yang bukan punya kita, untuk membeli benda-benda yang nggak kita perluin, untuk bikin terkesan orang-orang yang nggak kita kenal”. Hah! Bener banget. Kalau ditanya kenapa musti ganti velg racing, jawaban terbaik kita adalah, “Malu lah pake velg standar”, atau kenapa mesti beli tas yang logonya dicetak di seluruh permukaannya, kita cuma berdalih, “Yah, walaupun isinya nggak ada, minimal orang liat tasnya mahal”.

See? It’s all about other people and what they think about us! Lagian, apa iya orang lain segitunya memperhatikan kita? Halooo.. Sementara kita sibuk memenuhi standar orang lain, kita lupa bahwa hari depan kita harus diperjuangkan. Di masa depan kita nanti, tak ada orang lain yang akan mengagumi kita karena velg racing atau tas branded. Kita akan sendirian, melawan tuntutan hidup yang lupa kita perhitungkan saat ini. 

Say it: saya nggak punya duit (irit) 

Kuncinya bukan cuma bagaimana menghindari aktivitas-aktivitas buang duit. Bukan sekadar membuat alasan seperti “ada acara lain” atau “lagi nggak enak badan”, tetapi menyatakan dengan jujur bahwa dompet kita tidak mengijinkan.

Saat kita berani menyatakannya, kita langsung menyatakan level di tangga lagu perekonomian. Ini yang sering menciutkan nyali banyak orang: sudikah saya dianggap miskin? Lucunya, saat teman-teman lain setengah mati mendeklarasikan jati diri dengan menempelkan berbagai merek di tubuh, tersebutlah seseorang di antara mereka yang berkali-kali menepis berbagai ajakan dengan berani. “Nggak, ah. Nggak punya duit.” Setelah beberapa lama, nyaris nggak ada lagi orang yang mengganggunya. Ia bisa hidup nyaman tanpa kewajiban mempertahankan status tajir, dan rencana keuangannya terus berjalan tanpa gangguan. Nyaman kan? Jadi, jangan pernah malu. Katakan “saya nggak punya duit”.

Baca artikel-artikel kami yang menarik lainnya disini ya!


Sanggahan:
Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).