Inflasi: Urusan Negara atau Urusan Kita?

August 10, 2022
Inflasi

Apa itu Inflasi?

Inflasi seolah tak pernah kehilangan posisinya sebagai topik hangat. Bagaimana tidak? Kata yang kerap diterjemahkan sebagai “kenaikan harga barang secara umum” ini sebenarnya mengindikasikan turunnya daya beli kita, alias berkurangnya jumlah barang yang kita beli hari ini dengan sejumlah uang, dibandingkan di masa lalu. 

Akan tetapi, bagi sebagian orang, inflasi bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Kok bisa? Ya, kan ada kenaikan gaji. Buat mereka yang menikmati kenaikan gaji cukup signifikan – misalnya 10% – efek inflasi Indonesia yang selama sepuluh tahun ini berada di kisaran 8% per tahun sepertinya masih enteng. Apakah benar begitu?. 

Walaupun didefinisikan sebagai “kenaikan harga barang secara umum”, sebenarnya angka inflasi dihitung dari perubahan berbagai harga barang yang lazim digunakan di suatu negara. Barang-barang tersebut dimasukkan ke sebuah ‘keranjang’ imajiner yang disebut inflation basket. Di Indonesia, inflation basket terdiri dari bahan makanan (termasuk makanan olahan, minuman dan rokok), perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan (termasuk olah raga) serta transportasi dan komunikasi. Masing-masing komoditi mengalami kenaikan harga yang berbeda-beda. Bahan makanan mungkin harganya naik 3%, pendidikan 20%, kesehatan 15%. Setelah dihitung dan dibobotkan, pada akhirnya keluarlah angka tersebut, misalnya 8%.

Cara mencermati lebih baik.

Masalahnya, apakah ini berarti bahwa kita sebagai individu atau keluarga juga mengalami kenaikan harga barang sebesar 8%? Ternyata tidak begitu, karena inflation basket untuk menentukan inflasi di suatu negara cakupannya adalah negara, sedangkan masing-masing individu sebenarnya juga memiliki inflation basket yang berbeda tergantung konsumsi. Misalnya, sebuah keluarga dengan 5 anak usia sekolah tentu harus lebih banyak memperhitungkan inflasi pendidikan dibandingkan keluarga tanpa anak. Contoh lain yang lebih sederhana, seseorang yang senang makanan pedas tentu lebih akan merasakan dampak kenaikan harga cabai dibandingkan seseorang yang tidak doyan pedas. 

Kita, sebagai individu dan keluarga, sebaiknya lebih tajam mencermati berapa inflasi tahunan kita. Setelah menghitung sendiri inflasi Anda sebagai individu atau keluarga, jangan lupa cermati penghasilan dan simpanan Anda. Apakah kenaikan gaji Anda masih sanggup mengejar inflasi pribadi Anda? Berikutnya, apakah simpanan Anda memberikan bunga di atas inflasi pribadi Anda? Jika tidak, Anda jelas menghadapi risiko finansial, yaitu bukannya bertambah makmur, malah semakin miskin karena tak sanggup mengejar inflasi pribadi.

Mau tau produk-produk reksa dana dari Manulife Investment Management Indonesia? Bisa cek disini ya! Untuk artikel-artikel lainnya, kamu bisa baca-baca disini.

Sanggahan:
Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).