Fenomena Flexing di Kalangan Anak Muda, Bagaimana Cara Mengatasinya.

March 6, 2023
fenomena flexing

Teknologi pada dasarnya hanya sebuah alat. Baik atau buruk semua tergantung bagaimana cara menggunakannya. Namun harus diakui, dunia kedua yang disebut media sosial membangkitkan banyak hal. Salah satunya adalah fenomena flexing yang semakin hari terasa semakin mengganggu.

Dampak fenomena flexing ini bisa mempengaruhi cara pandang dan penilaian orang akan sesuatu. Padahal kalau ditelusuri belum tentu orang yang melakukan flexing benar-benar kaya. Tidak jarang, ajang pamer dilakukan dengan motif tertentu. Tapi sebelum itu, apa sih flexing?

Apa Itu Flexing

Beberapa waktu terakhir ini istilah flexing begitu sering terdengar di media sosial. Banyak yang membahas, bahkan tidak sedikit yang mencibir perilaku flexing. Banyak yang mengaitkan fenomena flexing dengan gaya hidup hedonisme. Namun apa sebenarnya flexing itu?

Dalam Cambridge Dictionary, istilah flexing diartikan sebagai perilaku memamerkan sesuatu yang dimiliki atau diraih dengan cara yang menurut orang lain dianggap tidak menyenangkan.

Di kalangan netizen, flexing juga kerap diasosiasikan pada orang yang suka menyombongkan diri, khususnya pamer kekayaan di media sosial. Apa yang dipamerkan bisa beragam. Namun, biasanya orang flexing dengan memamerkan barang-barang mewah yang membuat orang merasa wah.

Apa Tujuan Orang Melakukan Flexing

Orang yang melakukan flexing umumnya memiliki tujuan tertentu. Terkadang motifnya memang hanya sebatas mencari pengakuan. Meski demikian, tidak jarang ada motif ekonomi dibalik fenomena flexing yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa tujuan orang melakukan flexing.

1. Menarik Perhatian

Manusia pada dasarnya mudah tertarik pada hal-hal yang fenomenal atau berlebihan. Perhatian mereka mudah teralihkan pada hal-hal yang terlihat mencolok. Di dunia di mana kekayaan menjadi hal yang banyak diimpikan, pamer kekayaan menjadi sesuatu yang terlihat begitu seksi. Itulah kenapa kekayaan dan kesuksesan sering menjadi objek fenomena flexing.

Banyak orang yang melakukan flexing sekedar untuk menarik perhatian. Di era media sosial seperti sekarang, jumlah view dan like dianggap sebagai hal yang sangat penting. Bahkan sudah menjadi rahasia umum, orang akan merasa senang saat mendapatkan banyak like.

2. Mencari Pengakuan dari Orang Lain

Setiap orang pada dasarnya memiliki hasrat untuk dipuji. Bedanya, ada orang yang bisa mengendalikan hasrat tersebut, ada juga yang tidak. Bagi orang yang haus pujian, flexing menjadi cara untuk mendapatkan pengakuan. Namun bagi orang yang mampu menumbuhkan jiwanya seiring dengan pencapaian yang berhasil diraih, mereka umumnya jarang melakukan flexing.

Orang yang melakukan flexing untuk mengejar pengakuan umumnya memamerkan apa yang sebelumnya tidak ia miliki namun berhasil ia raih dengan usahanya sendiri. Misalnya bagi orang yang awalnya tidak kaya, mereka cenderung memamerkan kekayaan.

Dengan melakukan flexing, orang merasa mendapat legitimasi bahwa dirinya memang orang kaya. Ada kepuasan tersendiri bagi orang-orang seperti ini. Karena alasan ini jugalah, orang yang benar-benar kaya atau terlahir kaya biasanya jarang pamer kekayaan.

3. Mencari Keuntungan Ekonomi

Di level tertentu, fenomena flexing dilakukan dengan tujuan yang lebih maju. Ada beberapa orang yang flexing untuk mencari keuntungan ekonomi.

Misalnya dalam fenomena pamer kekayaan, orang yang pamer akan dinilai tahu bagaimana cara untuk menjadi orang kaya. Orang yang melihat pun tergoda untuk mengikuti jejaknya, menjadikannya mentor dan rela mengikuti apa yang dikatakan. Tidak jarang, mereka rela mengeluarkan uang demi mewujudkan impian untuk menjadi orang kaya.

Orang yang melakukan flexing untuk mencari keuntungan ekonomi biasanya cerdas dalam mengemas cerita. Flexing yang dilakukan juga lebih terkonsep.

Cara Mengatasi Fenomena Flexing

Dengan maraknya fenomena flexing di media sosial hingga media mainstream, rasanya sulit untuk menghindari flexing sepenuhnya. Meski demikian, bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasinya.

Efek buruk flexing bisa diatasi dengan terus mengembangkan diri demi menjadi pribadi yang lebih baik. Pahami bahwa segala hal itu ada prosesnya. Untuk menjadi kaya atau sukses pun demikian. Kalau memang ada cara yang instan, pasti ada konsekuensi berat yang sering kali menabrak norma-norma, bahkan melanggar hukum.

Menghindari konten-konten yang berbau flexing juga bisa membantu menjaga diri dari fenomena flexing. Selain itu, Anda juga bisa mengatasi fenomena flexing dengan menyibukkan diri pada kegiatan-kegiatan yang positif seperti berinvestasi.

Untuk mendapatkan berita dan artikel-artikel menarik lainnya seputar investasi, kamu bisa klik link berikut ini ya!